Rat Kingdom
Pemeran:
Ø Syandiego
Rahmadona/150611100085
Sebagai : Tikus
Ø Aditya
Kresna Bayu/150611100096
Sebagai : Raja Macan dan
Raja Singa
Ø Ely
Arlita/150611100108
Sebagai : Buaya
Ø Aprilyaningsih/150611100093
Sebagai : Beruang
Ø Krisna
Sasti Aji/150611100101
Sebagai : Kancil
Ø Eka
Oktaviana/150611100107
Sebagai : Kelinci
Ø Wahyu
Pribadi/15061100118
Sebagai : Kera
Ø Lailatus
Syarifa/150611100117
Sebagai : Semut
Ø Ayu
Ambar Wati/150611100087
Sebagai : Kura-Kura
"Rat
Kingdom"
Alkisah pada tahun 90-an
hiduplah macan yang tinggal ditengah hutan belantara. Karena merasa bosan
dengan kehidupannya yang begitu-begitu saja, macan berusaha mendirikan sebuah
kerajaan. Setelah sekian lama berusaha membangun kerajaan, akhirnya usaha macan
pun membuahkan hasil , macan dapat membangun kerajaan yang sejahtera, makmur,
tenang dan damai dibawah kepemimpinannya. Namun keadaan ini tidak lama
berlangsung, keadaan berubah menjadi ketika tikus yang merupakan jendral sang
raja diangkat menjadi raja dalam kerajaan macan tersebut. Selamat menikmati
persembahan dari kami.
Raja Macan : Wahai
jenderal Tikus apa kegiatanku hari ini dalam urusan kesejahteraan rakyat.
Jend. Tikus : Untuk hari
ini kegiatan raja adalah blusukan dan mengamati apa yang telah terjai dalam
sepekan ini di kerajaan.
Raja Macan : Siap
jenderal, tapi untuk kali ini kita blusukan hanya berdua saja, ada sesuatu yang
ingin kusampaikan padamu nanti.
Jend. Tikus : Baik Raja,
Perintah dilaksanakan.
Pukul 5 sore sang
Raja bersama Jenderal Tikus keluar dari istana untuk mengamati keadaan
lingkungan sekitar kerajaan. Sembari mengamati sang Raja ingin menyampaikan
pesan kepada Jenderal tikus. Sang Raja pun melihat kerumunan di area pasar.
Kancil : tidak bisa ini hakku menjual
madu seharga Rp. 50.000,-.
Beruang : kau tidak mematuhi perintah raja
wahai Kancil.
Kancil : perintah seperti apa yang kau
harapkan ? ini hakku menjual barangku seenak harga yang aku tentukan.
Beruang : tapi raja memerintahkan menjual
madu seharga Rp. 25.000,- itupun kau sudah mendapat keuntungan.
Tiba-tiba kera datang menghampiri lapak tempat sang
kancil berjualan
Kera : hai kancil apa yang kau
perdebatkan dengan Beruang ?.
Beruang : kebetulan ada si kera ini si kancil
menjual madu dengan harga lebih tinggi dari harga yang sudah ditetapkan oleh sang
raja.
Kera : apa benar itu cil ? kemarin pun
kau juga menjual pisang kepadaku dengan harga yang lebih tinggi pula, sekarang
kau melakukan hal yang sama pada Beruang.
Kancil : ini kan hakku menjual barang daganganku
dengan harga berapun
Beruang : tapi kau melanggar perintah dari
raja.
Kera : kau tinggal di lingkungan
kerajaan barang-barang yang kau jual pun juga berasal dari kerajaan ini pula.
Kancil : kalau kalian keberatan dengan
harga yang ku tetapkan pergi saja sana.
Kemudian tiba-tiba sang
raja datang untuk menghampiri lapak dagangan sang kancil.
Jend. Tikus : wahai Kancil, Kera, beruang apa yang
sedang kalian perdebatkan hingga menimbulkan
keributan, apakah kau tidak malu dilihat oleh Raja.
Kancil : maafkan aku jenderal aku tidak melihat
kau bersama raja dalam kejauhan.
Raja Macan : apa yang sedang kalian perdebatkan siapa
tahu akau bisa memberikan solusinya.
Beruang : ini raja, si kancil menjual barang
tidak sesuai dengan harga yang kau tetapkan.
Jend. Tikus : apa benar seperti itu kancil ?.
Kancil : iya raja, tapi ini barang
daganganku aku bebas mencari keuntungan.
Kera : iya raja benar yang dikatakan
oleh beruang kemarin aku membeli pisang dengan harga yang tinggi pula.
Raja Macan : kau seharusnya tidak melakukan itu kancil,
aku sudah menetapkan harga yang seharusnya kau jual. Sesuai perhitunganku kau
sudah mendapat keuntungan.
Kancil : maafkan aku raja aku tidak akan
melakukan hal itu lagi.
Jend. Tikus : sudah apa masih ada masalah lagi, selagi
raja masih ada disini. Kalau tidak kami akan melanjutkan perjalanan.
Kancil, kera, Beruang :
Tidak ada jenderal
Raja Macan dan Jenderal Tikus pun melanjutkan perjalanan.
Di tengah-tengah perjalanan sang raja kembali menemukan permasalahan dalam
rakyatnya dari kejauhan.
Kura-kura : hai semut, apakah kau melihat rotiku
yang terjatuh di sekitar sini, karna kau kan dari tadi disini.
Semut : aku tidak melihatnya kura-kura
kau jatuhkan dimana tadi.
Kura-kura : aku yakin tadi terjatuh disini, jangan
kau berbohong kepadaku semut.
Semut : aku berani bersumpah kura-kura
aku tidak melihatnya jangan kau menuduhku sembarangan.
Kura-kura : kau pasti telah mengambilnya dan membagikannya
kepada kawananmu.
Diantara perdebatan sengit antara kura-kura dan semut
kembali sang raja dan jenderal menghentikan perdebatan tersebut.
Jend. Tikus : " apa yang terjadi di sini ?."
Kura-kura : " ini, jenderal dan raja maafkan
aku sebelumnya aku tidak sengaja menjatuhkan
Makananku di sini dan aku bertanya pada semut. "
Raja Macan : " lantas apa masalahnya ? "
Semut : " kura-kura menuduhku
mengambil makanannya raja, padahal aku tidak
Mengambilnya."
Raja Macan : " benarkah semut kau tak mengetahui
makanan kura-kura, lalu benarkah kura-
Kura kau telah menuduh semut mengambilnya."
Kura-kura : " iya raja, karna yang aku lihat
ada di sini hanyalah semut."
Jend. Tikus : " wahai kura-kura coba periksa
kembali di dalam tempurungmu."
Semut : " benar kata jenderal coba
periksa kembali tempurungmu."
Akhirnya setelah kura-kura memeriksa tempurungnya dan
mendapati ternyata rotinya tidak jatuh namun berada di dalam tempurungnya
kura-kura tertunduk malu kemudian meminta maaf kepada sang semut.
Jend. Tikus : " wahai kura-kura lain kali jangan
menuduh sembarangan, semut apa kau bersedia memaafkan kura-kura."
Semut : " iya jenderal aku sudah
memaafkannya."
Jend. Tikus : " baiklah kalau begitu aku dan raja
akan kembali ke istana."
Dalam perjalanan pulang menuju ke istana raja
menyampaikan sebuah pesan yang sangat sakral, sang raja yang sangat mempercayai
jenderal tikus berkeluh kesah lantaran umurnya dan kondisi badannya yang sudah
tidak memungkinkan untuk dapat melanjutkan menjadi raja. Akhirnya sang raja pun
mengungkapkan bahwa tujuan utama mengajak jenderal blusukan adalah untuk mengajari
jenderal tikus agar kelak dapat menjadi penggantinya memimpin kerajaan.
Raja Macan : " hai jenderal apa yang kau dapat
hari ini ? "
Jend. Tikus : " maksud raja ? aku telah mendapat
banyak ilmu pada blusukan kali ini."
Raja Macan : " kau layak menduduki singgahsana
raja wahai Jenderal kepercayaanku. Aku mulai
Mulai
tua dan kondisiku tak memungkinkan lagi. Pimpinlah kerajaan ini buat rakyat
kita hidup semakin makmur dan rukun."
Jend. Tikus : " aku tidak akan bisa sepertimu
raja.'
Raja Macan : " aku tidak pernah mengharapkan kau
menjadi sepertiku, tapi yang aku harapkan
Kau akan melebihi aku kelak."
Dengan rasa tidak percaya jenderal tikus berhasil mencuri
perhatian raja macan dan berhasil menjadi raja di kerajaan. Upacara penyerahan
tahtapun dilakukan keesokan harinya oleh sang raja dan dihadari banyak penduduk
kerajaan.
Raja Macan : wahai rakyat kerajaanku, aku sadar usiaku
semakin hari semakin menua, kondisi tubuhku pun mulai rentan dan tak kuat lagi
untuk memimpin kalian. Tapi aku punya pengganti yang telah aku percayai mampu
mengemban tugasku selama ini. Maafkan segala kekuranganku dalam memimpin
kerajaan ini wahai rakyatku.
Kemudian buaya pun datang
untuk melaksanakan upaya penyerahan titah kepada jenderal Tikus.
Buaya : ( sambil membawa titah yang berisikan
pesan dari raja macan , ditujukan untuk Jenderal Tikus dan disaksikan oleh
rakyat kerajaan )
Jend. Tikus : Aku siap mengabdi dan mengemban tugas dari
sang raja. Mohon kerjasamanya jika di dalam kepemimpinanku ada yang salah
sampaikan wahai rakyat kerajaan
( Suasana haru, bahagia
sekaligus sedih bercampur pada saat pelantikan itu. Era Tikus pun dimulai)
akankah berbagai kebijakan Tikus menguntungkan ataukah malah merugikan ? )
Raja Tikus yang sudah
jauh-jauh hari merencanakan niat buruk agar mendapat keuntungan yang
sebanyak-banyaknya dari kerajaan yang dipimpinnya tersebut. Raja Tikus pun
memanggil Buaya untuk membantunya dalam
menjalankan niat buruknya tersebut.
Raja Tikus : hai Buaya apa kabar ? aku sengaja
memanggilmu kesini karena ada hal penting yang ingin aku sampaikan kepadamu.
Buaya : Baik sang raja. Ada apa engkau
memanggilku ?.
Raja Tikus : maukah kau menjadi orang kepercayaanku,
dan kau akan kuangkat menjadi Jenderal
Buaya : kenapa harus aku raja ?
Raja Tikus : karena menurut pengamatanku engkau
memiliki bakat dalam hal ini ."
Buaya : Jika memang demikian yang raja
harapkan hamba pun siap."
Tikus merasa semakin
percaya diri dan sumringah lantaran telah dapat mempengaruhi dan manfaatkan
Buaya. Hari demi hari mereka terus menyusun rencana agar dapat mengeruk
keuntungan yang sebanyak-banyaknya dari dari rakyat maupun kerajaan. Akhirnya
untuk melaksanakan rencananya tersebut Raja Tikus mengeluarkan kebijakan baru
untuk kerajaan. Kebijakan tersebut adalah :
1)
Menaikkan harga makanan dua kali lipat
dari harga sebelumnya
2)
Menyetorkan upei bagi setiap hewan senilai
50 ribu atau senilai dengan 2 kotok penuh keju
3)
Mewajibkan hewan untuk bekerja dan
menghasilkan keju.
Raja Tikus : " sekarang buaya tugasmu adalah
menyampaikan titah ini kepada para rakyat."
Buaya : " akan saya laksanakan
raja."
Sang Buaya pun pergi
meninggalkan istana dan kemudian mengumpulkan para hewan dalam tanah lapang
untuk menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Raja Tikus.
Jend. Buaya : " wahai rakyat kerajaan, aku disini
untuk menyampaikan pesan dari sang raja,
jadi
dengarkan
pesan ini baik baik dan pesan ini berlaku sejak pesan dibacakan.
Setelah pesan dibacakan
oleh Buaya, para hewan terlihat sedikit kebingungan, namun rakyat yang tak bisa apa-apa hanya mampu melakukan apa yang
sudah dititahkan oleh raja.
Buaya : Menaikkan harga makanan dua kali
lipat dari harga sebelumnya, menyetorkan upeti bagi setiap hewan senilai 50
ribu atau senilai dengan 2 kotok penuh keju dan mewajibkan hewan untuk bekerja
dan menghasilkan keju.
Kura-Kura :
" kebijakan macam apa ini ci menurutmu ? . "
Kelinci : " aku juga tidak mengerti
bagaimana menurutmu wahai kera."
Kera : " apa lagi kau tanya
padaku, semut apa menurutmu ? ."
Semut :" kalian tanya padaku ? aku
pun juga tak paham dengan semua ini."
Disela-sela percakapan
mereka kancil pun datang dan memotong pembicaraan mereka dan menyampaikan apa
yang sedang dipikirkannya.
Kancil : " apa yang sedang kalian
bingungkan ? ini hanyalah kebijakan raja yang ingin
Mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari kita semua."
Kera : " tapi ini perintah dari
sang raja."
Kelinci : iya benar apa yang dikatakan oleh
kera.
Kura-Kura : tapi benar apa yang dikatakan oleh si
Kancil bukankan semua ini memberatkan.
Semut : lalu apa yang harus kita lakukan,
aku punya jalan tengah bagaimana jika kita melaksanakan perintah itu terlebiih
dahulu, kita lihat perkembangannya nanti.
Kancil : omong kosong apa kau ini mut.
Kera : baiklah aku setuju denganmu.
Kura-Kura : baiklah kita lihat perkembangannya dulu.
Setelah mereka
menyepakati untuk menaati perintah dari raja mereka kembali pulang. Dan sang Jenderal Buaya pun melapor
pada Raja tikus bahwa pesan sudah disampaikan kepada seluruh rakyat kerajaan.
Jend. Buaya : wahai raja pesanmu telah aku sampaikan.
Raja Tikus : bagaimana tanggapan rakyat mengenai
kebijakan tersebut.
Jend. Buaya : Rakyat sedikit kebingungan, namun mereka
tetap melaksanakannya.
Raja Tikus : Baiklah Kalau begitu.
Satu tahun setelah
diberlakukannya kebijakan tersebut. Kebijakan menyerahkan upeti dan
menghasilkan keju dilaksanakan oleh rakyat. Raja pun sedikit mengalami
kebingungan lantaran hasil setoran yang masuk pada kerajaan tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh raja. Akhirnya sang rajapun menggelar rapat bersama
dengan buaya demi melancarkan usahanya dalam rapat tersebut raja membentuk
dewan-dewan kerajaan yang terdiri dari singa dan beruang.
Raja Tikus : wahai singa dalam hal ini engkau akan
kutunjuk sebagai wakil raja dan kau Beruang aku menunjukmu sebagai dewan
keamanaan kerajaan.
Singa : aku siap membantu engkau wahai
raja.
Beruang : aku pun demikian siap melaksanakan
tugas darimu.
Setelah dewan kerajaan
dibentuk, raja pun menemukan bahwa setoran upeti terus berkurang dan ada yang
menunggak tidak membayar upeti. Raja yang tidak terima akan hal tersebut
memerintahkan anggotanya untuk turun lapangan dan menindak tegas rakyat yang
menunggak dan yang tidak membayar upeti tersebut.
Singa yang sedang
bertugas di pasar kebetulan berjumpa dengan Kancil, Kelinci, Semut dan Kera.
Singa : wahai rakyat tidak kah kau
mendengar keluh kesah rajamu.
Kancil, semut, dan kera
yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi hanya terdiam keheranan.
Singa : raja bingung karena kalian tidak
melaksanakan perintah.
Semut : wahai singa apa maksud dari semua
perkataanmu.
Singa : kalian menyetorkan upeti tidak
sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Raja.
Kancil : kami merasa hal tersebut terlalu
memberatkan kami wahai sang singa, keuntungan
dari penjualanku pun juga sedang mengalami penurunan.
Kera : aku pun juga demikian bingung
dengan apa yang harus aku makan ditambah lagi aku harus memikirkan setoran
upeti kepada raja.
Kelinci : semua jawabanku telah dijawab oleh
kencil dan kera.
Semut : aku tak sanggup singa tolong sampaikan
maafku kepada sang raja.
Kancil : untuk apa kau minta maaf mut,
mereka tidak pernah memikirkan kita.
Singa : sudah cukup, pihak kerajaan
tidak pernah mau tahu, yang ingin kami tahu hanyalah kalian harus menyetorkan
upeti sesuai dengan ketetapan. Jika kalian
tak mau menaatinya raja akan marah dan mengusir kalian dari kerajaan
ini.
Singa pun kembali pergi
ke istana setelah memperingatkan rakyat. Dan di lain tempat beruang pergi
kerumah kura-kura karena telah menunggak membayar upeti selama 3 bulan.
Beruang : hai kura-kura keluar, cepet, cepat
!!!.
Kura-kura : ada apa beruang, bisakah kau
mengecilkan suaramu itu.
Beruang : mana uang setoranmu cepat.
Kura-kura : sabar beruang.
Beruang : sabar apanya, kami sudah bersabar
menunggu 3 bulan untuk kau melunasinya.
Kura-kura : aku belum punya apapun untuk setoran
wahai beruang.
Beruang : halah bohong kau kura-kura" (
beruang mencoba masuk paksa ke rumah beruang)
Kura-kura : jangan seperti itu beruang ini rumahku
Beruang : ini apa
Kura-kura : itu kalung peninggalan ibuku beruang.
Beruang : akan aku bawa ini sebagai
jaminannya.
Kura-kura : jangan beruang hanya itu yang aku miliki
sebagai kenangan dari ibuku.
Beruang : Terserah. ( beruang pun kembali ke
istana )
Tiga bulan kemudian
kancil yang merasa bahwa telah dibodohi oleh pihak kerajaan mengumpulkan rakyat
kerajaan dan memprovokasi rakyat untuk melaksanakan pemberontakan agar semua
kebohongan terungkap. Dan puncak pemberontakan ini pun terjadi pada tahun 1998.
Kancil : hai rakyat kerajaan tidakkah
kalian sadar kita telah disengsarakan oleh pihak
Kerajaan.
Kelinci : iya benar, semua upeti ini memberatkan
kita semua.
Kera : akupun keberatan.
Semut : aku pun juga sangat keberatan.
Kura-kura : lantas kita bisa apa cil, kita hanya
bisa pasrah saja dengan keadaan.
Kelinci : iya cil ide apa yang kau punya
agar kita kembali sejahtera
Kancil : Kita demo saja, memprotes
kebijakan-kebijakan raja.
Kera : Kalau Raja tidak menghiraukan
kita bagaimana?.
Semut : Kau ini Kera jangan hanya
menggantungkan pada kancil, bantu dia berfikir.
Kancil : Sudah jangan ribut, besok pagi
kita kumpul dipasar lalu menuju kelapangan untuk meneriakkan apa yang ingin
kita sampaikan, jangan telat pukul 07.00 harus sudah disini
Kura-kura,kelinci,kera,semut
menyetujui apa yang dikatakan kancil, dan mereka segera pulang sembari
memikirkan apakah besok berjalan dengan aman dan lancar
Keesokan harinya dipasar
Kancil : kalian sudah siap? Kalian harus
menerima resiko apapun jika raja tidak menyukai protes-protes yang kalian
lakukan.
Kera : apapun itu asalkan kita hidup
sejahtera seperti saat dipimpin oleh Raja Macan
Semut : Tumben kamu pintar wahai kera
hahahaha.
Kancil : sudah ayo kita berangkat.
Kura-kura : Monggo cil.
Kelinci : Jangan sampai lupa apa saja yang
ingin kalian sampaikan, aku sudah menghafalkannya dengan baik.
Setibanya di lapangan
kerajaan, rakyat kerajaan yang merasa berat dengan kebijakan-kebijakan raja
terus menerus tak henti-hentinya meneriakkan apa yang ingin mereka sampaikan,
namun raja tikus dan jajarannya sempat tak menggubris dan akhirnya adu mulut
antara pihak kerajaan dan rakyat pun terjadi
Kelinci : Raja oh rajaku keluarlah sampai
kapan kami sengsara.
Kura-kura : Raja hentikan upeti atau kami akan mati.
Semut : Raja jangan buat kami sengsara.
Kera : Kami merindukan Raja macan.
Kelinci : Kami menderita Raja.
Kancil : Ayo terus kawan-kawan lantangkan
suara kalian agar didengar dan raja mau keluar
Semut : Raja keluarlah kami hanya ingin
kau menghapus kebijakanmu.
Kura-Kura : Raja keluar Raja keluar
Beruang : Kalian ada apa kenapa teriak-teriak
?
Kancil : Dimana sang raja ?
Buaya : Untuk apa kalian mencari raja ?
Beruang : Kalian rakyat Raja bertingkah tidak
sopan dengan teriak-teriak
Semut : Kami hanya ingin bicara dengan
Raja
Singa : Wahai rakyat kerajaan aku
disini sebagai wakil dari Raja, kalian ada apa berkumpul disini dan
teriak-teriak ?
Beruang : Raja tidak ada didalam
Kura-kura : Bohong raja pasti didalam
Kelinci : Hai raja keluaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarlah
Beruang : Kalian semua pergi dari sini
Kera : Kami tidak akan pergi sebelum
bertemu dengan Raja
Singa : Sudah kubilang raja
memerintahkan aku untuk menemui kalian, sekarang apa mau kalian
Kancil : Tolong bilang kepada raja bahwa
kami ingi menemuinya
Buaya : Kalian siapa menyuruh-nyuruh?
Setelah terjadi
perdebatan panjang antara pihak kerajaan dan rakyat yang menuntut raja agar
keluar menemui rakyatnya. Karena singa menganggap gagal mengkondisikan rakyat
maka singa pun memanggil sang raja agar mau menemui rakyatnya. Disini setelah
berhasil bertemu dengan raja rakyat pun menuntut dengan keras atas kebijakan
yang menyengsarakan rakyat. Perdebatan pun tak dapat dihindarkan.
Singa : Raja, rakyat sepertinya sangat
ingin bertemu denganmu
Raja Tikus : Baiklah akan aku temui mereka
Singa : Engkau harus hati-hati raja
karena rakyat terlihat sedang marah
Kancil : Itu dia Raja !!!
Kera : Akhirnya kau keluar Raja
Kelinci : Raja kami sengsara karenamu
Semut : Kami sangat menderita raja
dengan kebijakanmu
Kura-kura : Apakah tidak kau merasakan juga
sebagaimana raja macan dulu wahai raja tikus
Raja Tikus : Jangan ada yang membandingkanku dengan
Raja Macan dulu, sekarang ini aku yang menjadi Raja
Kancil : Raja itu yang selalu berpihak
pada rakyatnya
Beruang : Wahai kancil ingat siapa yang
sedang kau ajak bicara, bisakah kau lebih sopan sedikit
Semut : Kau tidak pernah merasakan jadi
kami beruang
Kura-kura : Biarkan kancil berbicara dengan Raja.
Buaya : Kalian tetap harus menghargai
raja karena mereka pemimpin kalian
Kancil : Kami sudah tegas menolak
kepemimpinanmu raja, engkau tidak pernah memihak kepada kami
Buaya : Jaga mulutmu cil
Raja Tikus : Kalian ini benar-benar tak mengerti apa
itu kata terimakasih
Kera : Terimakasih ?
Raja Tikus : Aku telah memimpin kalian seharusnya
wajar kuberlakukan kebijakan-kebijakan tersebut
Kelinci : Tapi tak sepantasnya engkau
seperti itu ini semua memberatkan kami
Raja Tikus : Lebih berat mana denganku yang telah
memimpin kalian ?
Kancil : Kami minta engkau turun
Setelah terjadi
perdebatan panjang akhirnya sang Raja pun kalah, dan memilih mengundurkan diri
dari jabatannya. Sedangkan jabatan raja jatuh ketangan Singa yang sebelumnya
menjabat sebagai wakil raja. Rakyat yang terlihat gembira lantaran berhasil menurunkan
Tikus dari tahtanya pun merasa optimis lagi bahwa kehidupan akan segera rukun
dan membaik seperti sedia kala. Mereka percaya bahwa Singa adalah pemimpin yang
pas dan cocok hanya saja kemarin mendapatkan pengaruh dari Tikus.
Raja Singa : Wahai rakyatku percayakanlah seisi
kerajaan sepenuhnya kepadaku kembalilah hidup rukun untuk saat ini. Kebijakan
Raja Tikus resmi aku hapuskan.
Semut : Horas Raja Singa
Kancil : Forza Raja Singa
Setelah Raja Singa
memimpin, kehidupan kerajaan pun kembali rukun, rakyat pun kembali sejahtera
hidupnya, Raja Singa benar-benar mewarisi darah kepemimpinan Raja Macan dahulu,
bahkan mampu melebihinya dalam memimpin.
Kura-kura : Wah kehidupan kita sekarang kembali
normal ya cil, ini semua berkat idemu
Kancil : Yah ini semua berkat kalian
sendiri dan Raja Singa
Semut : Kehidupan kerajaan kembali rukun
ya
Kelinci : Jangan ada pemimpin serakah yang
menyengsarakan kita lagi.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar