Minggu, 25 Desember 2016

Puisi berjudul Mandalawangi - Pangrango karya Soe Hok Gie



“Mandalawangi-Pangrango”
puisi oleh Soe Hok Gie

Senja ini, ketika matahari turun
Ke dalam jurang-jurangmu

Aku datang kembali
Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu
Dan dalam dinginmu

Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

Malam itu ketika dingin dan kebisuan
Menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“hidup adalah soal keberanian,
Menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah, dan hadapilah”

Dan antara ransel-ransel kosong
Dan api unggun yang membara
Aku terima itu semua
Melampaui batas-batas hutanmu

Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup

Djakarta 19-7-1966
Soe Hok Gie

Biografi Fidel Castro

Profil dan Biografi Fidel Castro. Nama lengkapnya adalah Fidel Alejandro Castro Ruz. Ia lahir pada tanggal 13 Agustus 1926. Beliau adalah Presiden Kuba sejak 1976 hingga 2008. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Perdana Menteri atas penunjukannya pada Februari 1959 setelah tampil sebagai komandan revolusi yang gagal Presiden Dewan Negara merangkap jabatan sebagai Dewan Menteri Fulgencio Batista pada tahun 1976. Castro tampil sebagai sekretaris pertama Partai Komunis Kuba (Communist Party of Cuba) pada tahun 1965 dan mentransformasikan Kuba ke dalam republik sosialis satu-partai. Setelah tampil sebagai presiden, ia tampil sebagai komandan Militer Kuba. Pada 31 Juli 2006, Castro menyerahkan jabatan kepresidenannya kepada adiknya, Raúl untuk beberapa waktu yang lalu setelah kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkannya lagi untuk memimpin Kuba.

Kehidupan Fidel Castro
Pada tahun 1947, ia ikut dalam upaya kudeta diktator Republik Dominika Rafael Trujillo dan lari ke New York (Amerika Serikat) karena adanya ancaman akan dihabisi lawan politiknya. Setelah meraih doktor di bidang hukum pada 1950, ia memprotes dan memimpin gerakan bawah tanah anti-pemerintah atas pengambil-alihan kekuasaan lewat kudeta oleh Fulgencio Batista pada 1952. Tahun 1953, ia memimpin serangan ke barak militer Moncada Santiago de Cuba, namun gagal. Sebanyak 69 orang dari 111 orang yang ambil bagian dalam serbuan itu tewas dan ia dipenjara selama 15 tahun.

Setelah mendapatkan pengampunan dan dibebaskan pada 15 Mei 1955, ia langsung memimpin upaya penggulingan diktator Batista. Perlawanan ini kemudian dikenal dengan Gerakan 26 Juli. Pada 7 Juli 1955, ia lari ke Meksiko dan bertemu dengan pejuang revolusioner Che Guevara. Bersama 81 orang lainnya, ia kembali ke Kuba pada 2 Desember 1956 dan melakukan perlawanan gerilya selama 25 bulan di Pegunungan Sierra Maestra.

Kebijakan Politik Fidel Castro
Di luar Kuba, Castro mulai menggalang kekuatan untuk melawan dominasi Amerika Serikat dan bekas negara Uni Soviet. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, cita-cita dan impiannya mulai diwujudkan dengan bertemu Hugo Chávez di Venezuela dan Evo Morales dari Bolivia.

Menjelang hari ulang tahunnya ke-80 yang jatuh pada 13 Agustus 2006, ia menyerahkan tampuk kepemimpinannya untuk sementara waktu kepada adiknya. Praktis, Raúl merangkap jabatan, yakni sebagai Presiden Kuba dan Menteri Pertahanan Kuba. Penyerahan kekuasaan ini merupakan pertama kali sejak ia memerintah Kuba pada 1959. Castro juga meminta perayaan ulang tahunnya yang ke-80 ditunda sampai 2 Desember 2006. Padahal, pesta meriah selama empat hari di jalan-jalan utama Havana sudah disiapkan, termasuk konser megah dari musisi dan penyanyi Amerika Latin. Kesehatan Castro sempat menurun setelah jatuh ketika berpidato pada 2004. Waktu itu, lutut kiri dan lengan kanannya terluka.

Setelah pembedahan organ pencernaan pada tahun 2006, dia menyerahkan kekuasaan hari kepada saudara, Raul. Dia kemudian hanya beberapa kali muncul dalam rekaman sebelum menyatakan diri mundur pada tahun 2008. Pada 19 Februari 2008, lima hari sebelum mandatnya berakhir, Castro menyatakan tidak akan mencalonkan diri maupun menerima masa bakti baru sebagai presiden atau komandan angkatan bersenjata Kuba. Jabatannya sebagai Presiden Kuba kini digantikan oleh adiknya, Raul Castro

Naskah drama fabel 9 orang



Rat Kingdom

Pemeran:

Ø  Syandiego Rahmadona/150611100085
Sebagai : Tikus
Ø  Aditya Kresna Bayu/150611100096
Sebagai : Raja Macan dan Raja Singa
Ø  Ely Arlita/150611100108
Sebagai : Buaya
Ø  Aprilyaningsih/150611100093
Sebagai  : Beruang
Ø  Krisna Sasti Aji/150611100101
Sebagai : Kancil
Ø  Eka Oktaviana/150611100107
Sebagai : Kelinci
Ø  Wahyu Pribadi/15061100118
Sebagai : Kera
Ø  Lailatus Syarifa/150611100117
Sebagai : Semut
Ø  Ayu Ambar Wati/150611100087
Sebagai : Kura-Kura










"Rat Kingdom"
Alkisah pada tahun 90-an hiduplah macan yang tinggal ditengah hutan belantara. Karena merasa bosan dengan kehidupannya yang begitu-begitu saja, macan berusaha mendirikan sebuah kerajaan. Setelah sekian lama berusaha membangun kerajaan, akhirnya usaha macan pun membuahkan hasil , macan dapat membangun kerajaan yang sejahtera, makmur, tenang dan damai dibawah kepemimpinannya. Namun keadaan ini tidak lama berlangsung, keadaan berubah menjadi ketika tikus yang merupakan jendral sang raja diangkat menjadi raja dalam kerajaan macan tersebut. Selamat menikmati persembahan dari kami.
Raja Macan : Wahai jenderal Tikus apa kegiatanku hari ini dalam urusan kesejahteraan rakyat.
Jend. Tikus : Untuk hari ini kegiatan raja adalah blusukan dan mengamati apa yang telah terjai dalam sepekan ini di kerajaan.
Raja Macan : Siap jenderal, tapi untuk kali ini kita blusukan hanya berdua saja, ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu nanti.
Jend. Tikus : Baik Raja, Perintah dilaksanakan.
            Pukul 5 sore sang  Raja bersama Jenderal Tikus keluar dari istana untuk mengamati keadaan lingkungan sekitar kerajaan. Sembari mengamati sang Raja ingin menyampaikan pesan kepada Jenderal tikus. Sang Raja pun melihat kerumunan di area pasar.
Kancil              : tidak bisa ini hakku menjual madu seharga Rp. 50.000,-.
Beruang           : kau tidak mematuhi perintah raja wahai Kancil.
Kancil              : perintah seperti apa yang kau harapkan ? ini hakku menjual barangku seenak harga yang aku tentukan.
Beruang           : tapi raja memerintahkan menjual madu seharga Rp. 25.000,- itupun kau sudah mendapat keuntungan.

            Tiba-tiba kera datang menghampiri lapak tempat sang kancil berjualan

Kera                : hai kancil apa yang kau perdebatkan dengan Beruang ?.
Beruang           : kebetulan ada si kera ini si kancil menjual madu dengan harga lebih tinggi dari harga yang sudah ditetapkan oleh sang raja.
Kera                : apa benar itu cil ? kemarin pun kau juga menjual pisang kepadaku dengan harga yang lebih tinggi pula, sekarang kau melakukan hal yang sama pada Beruang.
Kancil              : ini kan hakku menjual barang daganganku dengan harga berapun
Beruang           : tapi kau melanggar perintah dari raja.
Kera                : kau tinggal di lingkungan kerajaan barang-barang yang kau jual pun juga berasal dari kerajaan ini pula.
Kancil              : kalau kalian keberatan dengan harga yang ku tetapkan pergi saja sana.
           
Kemudian tiba-tiba sang raja datang untuk menghampiri lapak dagangan sang kancil.

Jend. Tikus      : wahai Kancil, Kera, beruang apa yang sedang kalian perdebatkan hingga  menimbulkan keributan, apakah kau tidak malu dilihat oleh Raja.
Kancil              : maafkan aku jenderal aku tidak melihat kau bersama raja dalam kejauhan.
Raja Macan     : apa yang sedang kalian perdebatkan siapa tahu akau bisa memberikan solusinya.
Beruang           : ini raja, si kancil menjual barang tidak sesuai dengan harga yang kau tetapkan.
Jend. Tikus      : apa benar seperti itu kancil ?.
Kancil              : iya raja, tapi ini barang daganganku aku bebas mencari keuntungan.
Kera                : iya raja benar yang dikatakan oleh beruang kemarin aku membeli pisang dengan harga yang tinggi pula.
Raja Macan     : kau seharusnya tidak melakukan itu kancil, aku sudah menetapkan harga yang seharusnya kau jual. Sesuai perhitunganku kau sudah mendapat keuntungan.
Kancil              : maafkan aku raja aku tidak akan melakukan hal itu lagi.
Jend. Tikus      : sudah apa masih ada masalah lagi, selagi raja masih ada disini. Kalau tidak kami akan melanjutkan perjalanan.
Kancil, kera, Beruang : Tidak ada jenderal
            Raja Macan dan Jenderal Tikus pun melanjutkan perjalanan. Di tengah-tengah perjalanan sang raja kembali menemukan permasalahan dalam rakyatnya dari kejauhan.
Kura-kura        : hai semut, apakah kau melihat rotiku yang terjatuh di sekitar sini, karna kau kan dari tadi disini.
Semut              : aku tidak melihatnya kura-kura kau jatuhkan dimana tadi.
Kura-kura        : aku yakin tadi terjatuh disini, jangan kau berbohong kepadaku semut.
Semut              : aku berani bersumpah kura-kura aku tidak melihatnya jangan kau menuduhku sembarangan.
Kura-kura        : kau pasti telah mengambilnya dan membagikannya kepada kawananmu.
            Diantara perdebatan sengit antara kura-kura dan semut kembali sang raja dan jenderal menghentikan perdebatan tersebut.
Jend. Tikus      : " apa yang terjadi di sini ?."
Kura-kura        : " ini, jenderal dan raja maafkan aku sebelumnya aku tidak sengaja menjatuhkan
                            Makananku di sini dan aku bertanya pada semut. "
Raja Macan     : " lantas apa masalahnya ? "
Semut              : " kura-kura menuduhku mengambil makanannya raja, padahal aku tidak
                             Mengambilnya."
Raja Macan     : " benarkah semut kau tak mengetahui makanan kura-kura, lalu benarkah kura-
                             Kura kau telah menuduh semut mengambilnya."
Kura-kura        : " iya raja, karna yang aku lihat ada di sini hanyalah semut."
Jend. Tikus      : " wahai kura-kura coba periksa kembali di dalam tempurungmu."
Semut              : " benar kata jenderal coba periksa kembali tempurungmu."
            Akhirnya setelah kura-kura memeriksa tempurungnya dan mendapati ternyata rotinya tidak jatuh namun berada di dalam tempurungnya kura-kura tertunduk malu kemudian meminta maaf kepada sang semut.
Jend. Tikus      : " wahai kura-kura lain kali jangan menuduh sembarangan, semut apa kau bersedia                              memaafkan kura-kura."
Semut              : " iya jenderal aku sudah memaafkannya."
Jend. Tikus      : " baiklah kalau begitu aku dan raja akan kembali ke istana."
            Dalam perjalanan pulang menuju ke istana raja menyampaikan sebuah pesan yang sangat sakral, sang raja yang sangat mempercayai jenderal tikus berkeluh kesah lantaran umurnya dan kondisi badannya yang sudah tidak memungkinkan untuk dapat melanjutkan menjadi raja. Akhirnya sang raja pun mengungkapkan bahwa tujuan utama mengajak jenderal blusukan adalah untuk mengajari jenderal tikus agar kelak dapat menjadi penggantinya memimpin kerajaan.
Raja Macan     : " hai jenderal apa yang kau dapat hari ini ? "
Jend. Tikus      : " maksud raja ? aku telah mendapat banyak ilmu pada blusukan kali ini."
Raja Macan     : " kau layak menduduki singgahsana raja wahai Jenderal kepercayaanku. Aku mulai
Mulai tua dan kondisiku tak memungkinkan lagi. Pimpinlah kerajaan ini buat rakyat kita hidup semakin makmur dan rukun."
Jend. Tikus      : " aku tidak akan bisa sepertimu raja.'
Raja Macan     : " aku tidak pernah mengharapkan kau menjadi sepertiku, tapi yang aku harapkan
                              Kau akan melebihi aku kelak."
            Dengan rasa tidak percaya jenderal tikus berhasil mencuri perhatian raja macan dan berhasil menjadi raja di kerajaan. Upacara penyerahan tahtapun dilakukan keesokan harinya oleh sang raja dan dihadari banyak penduduk kerajaan.
Raja Macan     : wahai rakyat kerajaanku, aku sadar usiaku semakin hari semakin menua, kondisi tubuhku pun mulai rentan dan tak kuat lagi untuk memimpin kalian. Tapi aku punya pengganti yang telah aku percayai mampu mengemban tugasku selama ini. Maafkan segala kekuranganku dalam memimpin kerajaan ini wahai rakyatku.
           
Kemudian buaya pun datang untuk melaksanakan upaya penyerahan titah kepada jenderal Tikus.

Buaya              : ( sambil membawa titah yang berisikan pesan dari raja macan , ditujukan untuk Jenderal Tikus dan disaksikan oleh rakyat kerajaan )
Jend. Tikus      : Aku siap mengabdi dan mengemban tugas dari sang raja. Mohon kerjasamanya jika di dalam kepemimpinanku ada yang salah sampaikan wahai rakyat kerajaan
( Suasana haru, bahagia sekaligus sedih bercampur pada saat pelantikan itu. Era Tikus pun dimulai) akankah berbagai kebijakan Tikus menguntungkan ataukah malah merugikan ? )
Raja Tikus yang sudah jauh-jauh hari merencanakan niat buruk agar mendapat keuntungan yang sebanyak-banyaknya dari kerajaan yang dipimpinnya tersebut. Raja Tikus pun memanggil Buaya untuk membantunya dalam  menjalankan niat buruknya tersebut.
Raja Tikus       : hai Buaya apa kabar ? aku sengaja memanggilmu kesini karena ada hal penting yang ingin aku sampaikan kepadamu.
Buaya              : Baik sang raja. Ada apa engkau memanggilku ?.
Raja Tikus       : maukah kau menjadi orang kepercayaanku, dan kau akan kuangkat menjadi Jenderal
Buaya              : kenapa harus aku raja ?
Raja Tikus       : karena menurut pengamatanku engkau memiliki bakat dalam hal ini ."
Buaya              : Jika memang demikian yang raja harapkan hamba pun siap."
Tikus merasa semakin percaya diri dan sumringah lantaran telah dapat mempengaruhi dan manfaatkan Buaya. Hari demi hari mereka terus menyusun rencana agar dapat mengeruk keuntungan yang sebanyak-banyaknya dari dari rakyat maupun kerajaan. Akhirnya untuk melaksanakan rencananya tersebut Raja Tikus mengeluarkan kebijakan baru untuk kerajaan. Kebijakan tersebut adalah :
1)      Menaikkan harga makanan dua kali lipat dari harga sebelumnya
2)      Menyetorkan upei bagi setiap hewan senilai 50 ribu atau senilai dengan 2 kotok penuh keju
3)      Mewajibkan hewan untuk bekerja dan menghasilkan keju.
Raja Tikus       : " sekarang buaya tugasmu adalah menyampaikan titah ini kepada para rakyat."
Buaya              : " akan saya laksanakan raja."
Sang Buaya pun pergi meninggalkan istana dan kemudian mengumpulkan para hewan dalam tanah lapang untuk menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Raja Tikus.
Jend. Buaya    : " wahai rakyat kerajaan, aku disini untuk menyampaikan pesan dari sang raja,  jadi
                             dengarkan pesan ini baik baik dan pesan ini berlaku sejak pesan dibacakan.
Setelah pesan dibacakan oleh Buaya, para hewan terlihat sedikit kebingungan, namun rakyat yang tak  bisa apa-apa hanya mampu melakukan apa yang sudah dititahkan oleh raja.
Buaya              : Menaikkan harga makanan dua kali lipat dari harga sebelumnya, menyetorkan upeti bagi setiap hewan senilai 50 ribu atau senilai dengan 2 kotok penuh keju dan mewajibkan hewan untuk bekerja dan menghasilkan keju.
Kura-Kura       :  " kebijakan macam apa ini ci menurutmu ? . "
Kelinci             : " aku juga tidak mengerti bagaimana menurutmu wahai kera."
Kera                : " apa lagi kau tanya padaku, semut apa menurutmu ? ."
Semut              :" kalian tanya padaku ? aku pun juga tak paham dengan semua ini."
Disela-sela percakapan mereka kancil pun datang dan memotong pembicaraan mereka dan menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya.
Kancil              : " apa yang sedang kalian bingungkan ? ini hanyalah kebijakan raja yang ingin
                             Mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari kita semua."
Kera                : " tapi ini perintah dari sang raja."
Kelinci             : iya benar apa yang dikatakan oleh kera.
Kura-Kura       : tapi benar apa yang dikatakan oleh si Kancil bukankan semua ini memberatkan.
Semut              : lalu apa yang harus kita lakukan, aku punya jalan tengah bagaimana jika kita melaksanakan perintah itu terlebiih dahulu, kita lihat perkembangannya nanti.
Kancil              : omong kosong apa kau ini mut.
Kera                : baiklah aku setuju denganmu.
Kura-Kura       : baiklah kita lihat perkembangannya dulu.
Setelah mereka menyepakati untuk menaati perintah dari raja mereka kembali  pulang. Dan sang Jenderal Buaya pun melapor pada Raja tikus bahwa pesan sudah disampaikan kepada seluruh rakyat kerajaan.
Jend. Buaya    : wahai raja pesanmu telah aku sampaikan.
Raja Tikus       : bagaimana tanggapan rakyat mengenai kebijakan tersebut.
Jend. Buaya    : Rakyat sedikit kebingungan, namun mereka tetap melaksanakannya.
Raja Tikus       : Baiklah Kalau begitu.
Satu tahun setelah diberlakukannya kebijakan tersebut. Kebijakan menyerahkan upeti dan menghasilkan keju dilaksanakan oleh rakyat. Raja pun sedikit mengalami kebingungan lantaran hasil setoran yang masuk pada kerajaan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh raja. Akhirnya sang rajapun menggelar rapat bersama dengan buaya demi melancarkan usahanya dalam rapat tersebut raja membentuk dewan-dewan kerajaan yang terdiri dari singa dan beruang.
Raja Tikus       : wahai singa dalam hal ini engkau akan kutunjuk sebagai wakil raja dan kau Beruang aku menunjukmu sebagai dewan keamanaan kerajaan.
Singa               : aku siap membantu engkau wahai raja.
Beruang           : aku pun demikian siap melaksanakan tugas darimu.
Setelah dewan kerajaan dibentuk, raja pun menemukan bahwa setoran upeti terus berkurang dan ada yang menunggak tidak membayar upeti. Raja yang tidak terima akan hal tersebut memerintahkan anggotanya untuk turun lapangan dan menindak tegas rakyat yang menunggak dan yang tidak membayar upeti tersebut.
Singa yang sedang bertugas di pasar kebetulan berjumpa dengan Kancil, Kelinci, Semut dan Kera.
Singa               : wahai rakyat tidak kah kau mendengar keluh kesah rajamu.

Kancil, semut, dan kera yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi hanya terdiam keheranan.

Singa               : raja bingung karena kalian tidak melaksanakan perintah.
Semut              : wahai singa apa maksud dari semua perkataanmu.
Singa               : kalian menyetorkan upeti tidak sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Raja.
Kancil              : kami merasa hal tersebut terlalu memberatkan kami wahai sang singa,  keuntungan dari penjualanku pun juga sedang mengalami penurunan.
Kera                : aku pun juga demikian bingung dengan apa yang harus aku makan ditambah lagi aku harus memikirkan setoran upeti kepada raja.
Kelinci             : semua jawabanku telah dijawab oleh kencil dan kera.
Semut              : aku tak sanggup singa tolong sampaikan maafku kepada sang raja.
Kancil              : untuk apa kau minta maaf mut, mereka tidak pernah memikirkan kita.
Singa               : sudah cukup, pihak kerajaan tidak pernah mau tahu, yang ingin kami tahu hanyalah kalian harus menyetorkan upeti sesuai dengan ketetapan. Jika kalian  tak mau menaatinya raja akan marah dan mengusir kalian dari kerajaan ini.

Singa pun kembali pergi ke istana setelah memperingatkan rakyat. Dan di lain tempat beruang pergi kerumah kura-kura karena telah menunggak membayar upeti selama 3 bulan.
Beruang           : hai kura-kura keluar, cepet, cepat !!!.
Kura-kura        : ada apa beruang, bisakah kau mengecilkan suaramu itu.
Beruang           : mana uang setoranmu cepat.
Kura-kura        : sabar beruang.
Beruang           : sabar apanya, kami sudah bersabar menunggu 3 bulan untuk kau melunasinya.
Kura-kura        : aku belum punya apapun untuk setoran wahai beruang.
Beruang           : halah bohong kau kura-kura" ( beruang mencoba masuk paksa ke rumah beruang)
Kura-kura        : jangan seperti itu beruang ini rumahku
Beruang           : ini apa
Kura-kura        : itu kalung peninggalan ibuku beruang.
Beruang           : akan aku bawa ini sebagai jaminannya.
Kura-kura        : jangan beruang hanya itu yang aku miliki sebagai kenangan dari ibuku.
Beruang           : Terserah. ( beruang pun kembali ke istana )
Tiga bulan kemudian kancil yang merasa bahwa telah dibodohi oleh pihak kerajaan mengumpulkan rakyat kerajaan dan memprovokasi rakyat untuk melaksanakan pemberontakan agar semua kebohongan terungkap. Dan puncak pemberontakan ini pun terjadi pada tahun 1998.
Kancil              : hai rakyat kerajaan tidakkah kalian sadar kita telah disengsarakan oleh pihak
                             Kerajaan.
Kelinci             : iya benar, semua upeti ini memberatkan kita semua.
Kera                : akupun keberatan.
Semut              : aku pun juga sangat keberatan.
Kura-kura        : lantas kita bisa apa cil, kita hanya bisa pasrah saja dengan keadaan.
Kelinci             : iya cil ide apa yang kau punya agar kita kembali sejahtera
Kancil              : Kita demo saja, memprotes kebijakan-kebijakan raja.
Kera                : Kalau Raja tidak menghiraukan kita bagaimana?.
Semut              : Kau ini Kera jangan hanya menggantungkan pada kancil, bantu dia berfikir.
Kancil              : Sudah jangan ribut, besok pagi kita kumpul dipasar lalu menuju kelapangan untuk meneriakkan apa yang ingin kita sampaikan, jangan telat pukul 07.00 harus sudah disini

Kura-kura,kelinci,kera,semut menyetujui apa yang dikatakan kancil, dan mereka segera pulang sembari memikirkan apakah besok berjalan dengan aman dan lancar
Keesokan harinya dipasar
Kancil              : kalian sudah siap? Kalian harus menerima resiko apapun jika raja tidak menyukai protes-protes yang kalian lakukan.
Kera                : apapun itu asalkan kita hidup sejahtera seperti saat dipimpin oleh Raja Macan
Semut              : Tumben kamu pintar wahai kera hahahaha.
Kancil              : sudah ayo kita berangkat.
Kura-kura        : Monggo cil.
Kelinci             : Jangan sampai lupa apa saja yang ingin kalian sampaikan, aku sudah menghafalkannya dengan baik.

Setibanya di lapangan kerajaan, rakyat kerajaan yang merasa berat dengan kebijakan-kebijakan raja terus menerus tak henti-hentinya meneriakkan apa yang ingin mereka sampaikan, namun raja tikus dan jajarannya sempat tak menggubris dan akhirnya adu mulut antara pihak kerajaan dan rakyat pun terjadi
Kelinci             : Raja oh rajaku keluarlah sampai kapan kami sengsara.
Kura-kura        : Raja hentikan upeti atau kami akan mati.
Semut              : Raja jangan buat kami sengsara.
Kera                : Kami merindukan Raja macan.
Kelinci             : Kami menderita Raja.
Kancil              : Ayo terus kawan-kawan lantangkan suara kalian agar didengar dan raja mau keluar
Semut              : Raja keluarlah kami hanya ingin kau menghapus kebijakanmu.
Kura-Kura       : Raja keluar Raja keluar
Beruang           : Kalian ada apa kenapa teriak-teriak ?
Kancil              : Dimana sang raja ?
Buaya              : Untuk apa kalian mencari raja ?
Beruang           : Kalian rakyat Raja bertingkah tidak sopan dengan teriak-teriak
Semut              : Kami hanya ingin bicara dengan Raja
Singa               : Wahai rakyat kerajaan aku disini sebagai wakil dari Raja, kalian ada apa berkumpul disini dan teriak-teriak ?
Beruang           : Raja tidak ada didalam
Kura-kura        : Bohong raja pasti didalam
Kelinci             : Hai raja keluaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarlah
Beruang           : Kalian semua pergi dari sini
Kera                : Kami tidak akan pergi sebelum bertemu dengan Raja
Singa               : Sudah kubilang raja memerintahkan aku untuk menemui kalian, sekarang apa mau kalian
Kancil              : Tolong bilang kepada raja bahwa kami ingi menemuinya
Buaya              : Kalian siapa menyuruh-nyuruh?

Setelah terjadi perdebatan panjang antara pihak kerajaan dan rakyat yang menuntut raja agar keluar menemui rakyatnya. Karena singa menganggap gagal mengkondisikan rakyat maka singa pun memanggil sang raja agar mau menemui rakyatnya. Disini setelah berhasil bertemu dengan raja rakyat pun menuntut dengan keras atas kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Perdebatan pun tak dapat dihindarkan.

Singa               : Raja, rakyat sepertinya sangat ingin bertemu denganmu
Raja Tikus       : Baiklah akan aku temui mereka
Singa               : Engkau harus hati-hati raja karena rakyat terlihat sedang marah
Kancil              : Itu dia Raja !!!
Kera                : Akhirnya kau keluar Raja
Kelinci             : Raja kami sengsara karenamu
Semut              : Kami sangat menderita raja dengan kebijakanmu
Kura-kura        : Apakah tidak kau merasakan juga sebagaimana raja macan dulu wahai raja tikus
Raja Tikus       : Jangan ada yang membandingkanku dengan Raja Macan dulu, sekarang ini aku yang menjadi Raja
Kancil              : Raja itu yang selalu berpihak pada rakyatnya
Beruang           : Wahai kancil ingat siapa yang sedang kau ajak bicara, bisakah kau lebih sopan sedikit
Semut              : Kau tidak pernah merasakan jadi kami beruang
Kura-kura        : Biarkan kancil berbicara dengan Raja.
Buaya              : Kalian tetap harus menghargai raja karena mereka pemimpin kalian
Kancil              : Kami sudah tegas menolak kepemimpinanmu raja, engkau tidak pernah memihak kepada kami
Buaya              : Jaga mulutmu cil
Raja Tikus       : Kalian ini benar-benar tak mengerti apa itu kata terimakasih
Kera                : Terimakasih ?
Raja Tikus       : Aku telah memimpin kalian seharusnya wajar kuberlakukan kebijakan-kebijakan tersebut
Kelinci             : Tapi tak sepantasnya engkau seperti itu ini semua memberatkan kami
Raja Tikus       : Lebih berat mana denganku yang telah memimpin kalian ?
Kancil              : Kami minta engkau turun

Setelah terjadi perdebatan panjang akhirnya sang Raja pun kalah, dan memilih mengundurkan diri dari jabatannya. Sedangkan jabatan raja jatuh ketangan Singa yang sebelumnya menjabat sebagai wakil raja. Rakyat yang terlihat gembira lantaran berhasil menurunkan Tikus dari tahtanya pun merasa optimis lagi bahwa kehidupan akan segera rukun dan membaik seperti sedia kala. Mereka percaya bahwa Singa adalah pemimpin yang pas dan cocok hanya saja kemarin mendapatkan pengaruh dari Tikus.

Raja Singa       : Wahai rakyatku percayakanlah seisi kerajaan sepenuhnya kepadaku kembalilah hidup rukun untuk saat ini. Kebijakan Raja Tikus resmi aku hapuskan.
Semut              : Horas Raja Singa
Kancil              : Forza Raja Singa


Setelah Raja Singa memimpin, kehidupan kerajaan pun kembali rukun, rakyat pun kembali sejahtera hidupnya, Raja Singa benar-benar mewarisi darah kepemimpinan Raja Macan dahulu, bahkan mampu melebihinya dalam memimpin.

Kura-kura        : Wah kehidupan kita sekarang kembali normal ya cil, ini semua berkat idemu
Kancil              : Yah ini semua berkat kalian sendiri dan Raja Singa
Semut              : Kehidupan kerajaan kembali rukun ya
Kelinci             : Jangan ada pemimpin serakah yang menyengsarakan kita lagi.

TAMAT